NAMA                          : SYAFIRA NOOR PRADANA
KELAS/NPM               : 1ID02/3A414563
MATA
KULIAH ILMU BUDAYA DASAR
TUGAS
1             
1.       Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai Mata Kuliah
Dasar Umum (MKDU)
Ilmu
Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum
(MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib disemua perguruan tinggi, baik yang
sifatnya eksakta maupun noneksakta.  Secara khusus MKDU bertujuan untuk
menghasilkan warga negara sarjana yang berkwalitas sebagai berikut:
1.       Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan
serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai  Pancasila dan
memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan ke pentingan
nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
2.       Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap
dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa
terhadap pemeluk agama lain.
3.      
Memiliki wawasan
komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan
baik  sosial,  ekonomi, politik, kebudayaan maupun pertahanan
keamanan.
4.       Memiliki wawasan budaya yang luas tentang
kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan  serta
meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama
berperan serta didalam pelestariannya.
Jadi
Pendidikan umum menitik beratkan pada usaha untuk  mengembangkan
kepribadian mahasiswa , pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah
bantu yang  bertujuan untuk menopang ke ahlian mahasiswa dalam disiplin
ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidi kan keahlian yang bertujuan untuk
mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.
a.      
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan
kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia
sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari
bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus
(fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa
mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa
dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia
bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di
samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai
satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam
bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan Budaya (The
Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu
(disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni
rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana
dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara
gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan
masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan
poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang
berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain dapatlah
dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini, mahasiswa diharapkan
memperlihatkan:
a.    Minat dan kebiasaan
menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar lingkungannya,
menelaah apa yang dikerjakan sendiri dan mengapa.
b.    Kesadaran akan
pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan
cara hidupnya sehari-hari.
c.     Keberanian moral untuk mempertahankan
nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung
jawab dan scbaliknya mcnolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
b.     
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merup\akan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah
ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD
diharapkan dapat :
1.    Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka
2.    Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.    Mengusahakan agar
mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang
disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan
disiplin yang ketat
4.    menguasahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan
lebih lancer dalam berkomunikasi.
c.      
Persamaan dan Perbedaan antara IBD dengan IPS
Persamaan antara IBD dengan IPS
-         
Keduanya merupakan bahan studi untuk
kepentingan program pendidikan atau pengajaran.
-         
Keduanya bukan merupakan disiplin imu yang
berdiri sendiri
-         
Kedunya mempunyai materi yang terdiri dari
kenyataan sosial dan permasalahan sosial.
Perbedaan
antara IBD dengan IPS
-         
Ilmu Budaya Dasar diberikan pada tingkat
perguruan tinggi sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan pada tingkat
pendidikan dasar maupun tingkat pendidikan lanjutan menengah pertama sampai
menengah atas.
-         
Ilmu Budaya Dasar merupakan matakuliah tunggal
artinya tidak memiliki kelompok mata pelajaran sedangkan Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah kelompok dari sejumlah mata pelajaran diantaranya Sejarah,
Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan lain-lain.
-         
Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial
bertujuan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
d.     
Ruang Lingkup IBD
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang
telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar),
kedua masalah pokok itu adalah :
1.       Berbagai aspek
kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang
dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik
dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun
secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2.       Hakekat manusia
yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam
kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua
Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar),
Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan
alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema
sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :
ü 
Manusia dan
Harapan (kepercayaan dan harapan)
ü 
Manusia dan
Kegelisahan (keterasingan, kesepian dan ketidakpasian)
ü 
Manusia dan
Tanggung Jawab serta Pengabdian (kesadaran dan pengorbanan)
ü 
Manusia dan
Pandangan Hidup (cita-cita dan kebijakan)
ü 
Manusia dan Cinta
Kasih (kasih sayang, kemesraan dan pemujaan)
ü 
Manusia dan
Keindahan (renungan dan kehalusan)
ü 
Manusia dan
Penderitaan (rasa sakit, siksaan dan kesengsaraan)
ü 
Manusia dan
Keadilan (kejujuran, pemuihan nama baik dan pembalasa)
Dari Kedelapan pokok bahasan itu
termasuk dalam karya-karya yang tercangkup dalam pengetahuan budaya, perwujudan
mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat
dan lain-lainnya.
Masing-masing pokok bahasa dapat didekati dengan baik mengunakan cabang-cabang
pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang
tersebut.a
2.       Manusia dan Kebudayaan
Secara
bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau
arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani
maupun rohani.
Manusia
dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir
semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
·        
Penganut kebudayaan,
·        
Pembawa
kebudayaan,
·        
Manipulator
kebudayaan, dan
·        
Pencipta
kebudayaan.
Disamping
itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut
dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar
kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.
Manusia
dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian
dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut
sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna
Kebudayaan
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali
oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara
hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan
perilaku.
Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia
dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1.      
Suatu hubungan
pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2.      
Wadah untuk
menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.      
Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.      
Pembeda manusia
dan binatang
5.      
 Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
6.      
Pengatur agar
manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan
sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.      
 Sebagai
modal dasar pembangunan.
a.      
Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
1.      
Jasad, yaitu badan kasar manusia yang tampak
pada luarnya. Dapat diraba dan difoto serta menempati ruang dan waktu.
2.      
Hayat, yaitu mengandung unsur hidup, yang
ditandai dengan gerak.
3.      
Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya
yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan yang
bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4.      
Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan,
yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
5.      
Id, Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive
dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang
menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan
dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian
yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
6.      
Ego, Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama
kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif”
karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke dalam saluran osial yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
7.      
Superego, Merupakan struktur
kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun.
Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri
individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego
menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri
melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia
dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali
misalnya orang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat
dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id
dibandingkan super-egonya. Atau seringkali ada kelainan yang
terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek
berani tampil ke muka umum, dpat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafas (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut
dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
b.     
Hakikat Manusia
1.      
Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa
paling sempurna diantara makhluk Tuhan yang lainnya, dikarenakan manusia
mempunyai akal pikiran sehingga manusia dapat menggunakan akal pikirannya untuk
bertindak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku di masyarakat serta mampu
berkomitmen dengan nilai-nilai yang ada.
2.      
Manusia sebagai ciptaan Tuhan memiliki jiwa
dan roh yang tidak dapat dipisahkan.
3.      
Manusia merupakan makhluk biokultural, yaitu
makhluk hayati yang budayawi.
4.      
Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terkait
dengan lingkungan, memiliki kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan
berkarya.
Karena manusia sebagai makhluk
sosial, dari proses sosial maka manusia memperoleh beberapa karakteristik yang
mempengaruhi perilakunya. Dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen, yaitu:
a.       Komponen
afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.
b.      Komponen
kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui
oleh manusia.
c.       Komponen
konatif adalah aspek yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak 
c.      
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya
saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada
masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian
kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan
oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan
adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk
menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk
kepntingan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma
dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan
alam arti luas, didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan, kenesenian dan
semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai
anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan
piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan
filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah.
Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang
menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar, bahkan
seluruh masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu
merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang
digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi,
untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia
itu sendiri.Atas dadar itulah para ahli mengemukakan adanya unsure kebudayaan
yang umumnya diperinci menjadi
7 unsur yaitu :
1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni
Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling
sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
1.    wujud sebagai
suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini
merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya aa dalam pikiran
masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
2.    kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.    kebudayaan
sebagai benda hasil karya manusia
Perubahan kebudayaan pada
dasarnya tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia
mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara
kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap
perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu
akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
d.     
Unsur-unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh
unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh
unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.      
Kesenian
2.      
Sistem teknologi
dan peralatan
3.      
Sistem organisasi
masyarakat
4.      
Bahasa
5.      
Sistem mata
pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6.      
Sistem
pengetahuan
7.      
Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli
negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat
mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda
jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga
mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya
orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli
negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan
asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal yaitu :
1.Kesenian 
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga
memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia
bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap
memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul
rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode,
tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama
manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa
Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem
ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia
memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan
sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga
mengerti.
 7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha
Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
e.     
Faktor yang Mempengaruhi Perubahan-Perubahan
Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah suatu
keadaan dalam masyarakat yang terjadi dikarena pada suatu masyarakat sudah
tidak adanya lagi unsur-unsur kesesuaian dalam kebudayaan yang saling berbeda
sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Semua
terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak
berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Hal-hal yang akan berubah dalam kebudayaan yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk dan aturan-aturan
organisasi sosial. Perubahan ini akan berjalan terus-menerus tergantung dari
dinamika masyarakatnya
faktor-faktor intern dan extern yang
menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
1. Faktor Intern
Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya
cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai
sektor kehidupan, contoh dibidang perekonomian: pertambahan penduduk akan
mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
Konflik Sosial
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Contoh konflik kepentingan antara
kaum pendatang dengan penduduk setempat di daerah transmigrasi, untuk
mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program
pembangunan bersama-sama para transmigran.
Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat
mempngaruhi perubahan contoh bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi
masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka
harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga
terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
Perubahan Lingkungan Alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor
misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena
erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat
mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya
adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor Ekstern
Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia
Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia
sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga
memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah
perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur Agama Hindu dari India
atau Budaya Arab bersamaan proses penyebaran Agama Hindu dan Islam ke Indonesia
demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran Agama
Kristen dan Kolonialisme.
Peperangan
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya
menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut
ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.