Minggu, 18 Januari 2015

IBD IV

Tugas IV IBD
A.      MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

B.      MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

1.       Pengertian Tanggung Jawab, Pengabdian, Kesadaran dan Pengorbanan
Pengertian Tanggung Jawab
                Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggung jawab berarti berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibtnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
                Tanggung jawab adalah cirri bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu dan menyadari pula bahwa pihak lain akan memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Unuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan taqwa kepada Tuhan.
                Tanggung jawab dibagi menjadi tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, dan yang paling penting adalah tanggung jawab kepada Tuhan.
                Wujud tanggung jawab itu sendiri dapat berupa pengabdian dan pengorbanan.

Pengabdian
                Pengabdian adalah erbuatan baik yang berua pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kehidupan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
                Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi kepada-Nya. Pengabdia berarti penyerahan diri sepenuhnya dan itu merupakan perwujudan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pengorbanan
                Pengorbanan berasalah dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingg pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang berisfat kebaktian itu mengandung unsure keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan pada kesadaran moral yang tulus ikhlas.
                Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian perarti ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, waktu dan bahkan pengorbanan jiwa. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa adanya satu perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

2.       Makna Cita-cita, Kebajikan, Sikap Hidup dan Pandangan Hidup
Cita-cita
Cita cita adalah suatu impian atau keinginan terbesar dari dalam diri kita sendiri yang mungkin sudah kita impikan sejak kecil dan juga bisa dari mimpi kita sendiri yang bisa membawa kita kedalam kesuksesan di suatu saat nanti.

Kebajikan
Kebajikan adalah pola pemikiran dan tingkah laku yang berdasarkan standar moral yang tinggi. Kebajikan itu sendiri yang membawa kita kedalam pribadi diri kita ke yang jauh lebih baik dan juga dapat mendekatkan diri kepada tuham yang maha esa.

Sikap Hidup
Sikap hidup adalah suatu keadaan hati untuk menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negative.

Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan suau keadaan seseorang dalam memikirkan sesuatu yang akan terjadi dalam kedepannya bisa juga seseorang memandang bagaimana kehidupan kesusessannya dimasa mendatang. Untuk melakukan dan membuktikan apakah impiannya bisa terwujud.

Tulisan IV IBD
CONTOH-CONTOH CERITA PENDEK YANG MEMILIKI KAITAN ANTARA MANUSIA DENGAN TANGGUNG JAWAB SERTA MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP.
               

Kisah Tanggung Jawab Seorang Anak

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 

1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang terbaik diantara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara 10 orang yang luarbiasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang Da yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China. Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi 

oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung 

jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit. Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua diakerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari. Zhang 

Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik. Aku Mau Mama Kembali. Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, 

pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap. Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan 

papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat kata belece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

PENGARANG : REZA DICKY ARFIAN

HUBUNGAN MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP : 

Bai Fang Li si Orang Miskin yang Kaya 

Namanya BAI FANG LI, orang miskin yang pekerjaannya adalah tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya. Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Bai Fang Li melalang di jalanan, di atas becaknya 

untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam. Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya. Bai Fang Li tinggal 

disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak. Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana Bai Fang Li biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, 

lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang. Bai Fang Li tinggal sendirian di gubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan. Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya 

disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada. Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat di pundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia 

mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu. Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ke tempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga. Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana. “Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….,” jawab anak itu. “Orang tuamu dimana…?” tanya 

Bai Fang Li. “Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…,” sahut anak itu. Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan 

sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping. Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan. Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak. Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam 8 malam dengan penuh 

semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan membeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan. Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang 

tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmm… tapi masih cukup bagus… gumamnya senang. Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya. “Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua. 

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan….,” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis…. Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin. Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.

PENGARANG : WIRA MIATY

Manusia dan Pandangan Hidup

CITA-CITA KU

Pagi yang mendung  tapi hujan tak kunjung datang , angin menerpa tubuh mungil Nana yang sedang berjalan menuju sekolahnya .

“huuchh , dingin banget !”kata Nana

Nana adalah gadis kecil yang mungil , dia tinggal bersama nenek dan kakeknya dipondok kecil diujung kampung karang .

Orangtua Nana pergi merantau dinegeri seberang dan sampai sekarang belum juga datang .

Nana gadis mungil itu belum pernah melihat sosok sang ibu atau pun sang bapak , dari kecil ia sudah hidup bersama nenek dan kakeknya .

Sekarang nenek dan kakeknya sudah sangat tua .

 nenek Nana sekarang sakit , neneknya tidak bisa melihat lagi seperti orang normal .

Nana merasa iba melihat mereka yang sudah tidak mampu lagi dalam mencari uang untuk sesuap nasi .

Dan sekarang Nana lah yang membantu nenek dan kakek mencari uang , Nana membantu mpok Zainab membuat kue dan mengantarkannya kewarung-warung , sedangkan kakeknya hanya bekerja sebagai penjahit sepatu .

Jadi perekonomian keluarga mereka sangat minim .

Tapi meskipun mereka hidup pas-pasan mereka tidak pernah mengeluh apalagi menyerah , Nana gadis kecil itu tetap semangat untuk sekolah dan ingin mewujudkan cita-citanya dan ingin membahagiakan nenek dan kakeknya .

Nana termasuk anak yang cerdas dan sopan , ia selalu dapat peringkat pertama dikelas .

Nenek dan kakek cukup bangga dengan cucunya yang satu ini , meskipun Nana sibuk membantu mpok Zainab membuat kue tapi itu sama sekali tidak mengganggu sekolah dan belajarnya .

Sepulang sekolah biasanya Nana langsung pergi kerumah mpok Zainab untuk mengantar kue dan malamnya Nana membantunya membuat kue untuk diantar besok siang .

Tidak ada waktu malam Nana untuk belajar .

Nana belajar waktu subuh setelah selesai solat subuh , karena baginya belajar subuh itu yang paling baik .

Nana ingin sekali menyembuh kan mata neneknya , supaya nenek bisa melihat seperti biasa , maka dari itu Nana ingin sekali menjadi dokter spesialis mata yang handal yang bisa membantu menyembuhkan mata nenek .

Mulai dari sekarang Nana tekun belajar tidak pernah mengeluh untuk mencapai cita-citanya yang mungkin sebagian orang bilang lumayan sulit.

 Sumber :

IBD III

Tugas III IBD
MANUSIA DAN PENDERITAAN
1.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dhra yang arinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir, penderitaan batin, atau dapat juga merupakan gabungan dari keduanya.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Yang berarti dalam perjalanan hidup manusia di dunia pastilah pernah mengalami penderitaan. Baik yang berlangsung cepat atau lama. Intensitas penderitaan yang dialami oleh seseorang juga berbeda-beda tergantung situasi, kondisi, serta sikap dari orang tersebut. Ada penderitaan yang berat dan ada juga yang ringan. Peranan Individu sangat menentukan berat atau tidaknya intensitas penderitaan tersebut. Suatu peristiwa yang dianggap merupakan sebuah penderitaan bagi seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, karena hal itu sudah menjadi ‘’resiko’’ hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, namun di lain sisi juga memberikan penderitaan dan kesedihan yang didalamnya terdapat makna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya dan sebagai alat untuk menyadarkan diri bahwa tidak semua jalan yang dilalui manusia adalah jalan yang lurus dan mudah dilalui, tapi juga jalan yang penuh dengan lika-liku. Disamping itu, dengan adanya penderitaan, akan membuat manusia semakin bersyukur dengan apa yang dikaruniakan Tuhan kepadanya dan akan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Penderitaan juga membawa sisi positif yang dapat menjadi energy serta motivasi bagi seseorang untuk bangkit memulai langkah baru dan mencapai suatu keadaan yang lebih baik.
Kadang, datangnya suatu penderitaan terhadap diri seorang manusia sudah diawali dengan pertanda yang disampaikan Tuhan melalui berbagai cara. Baik itu melalui mimpi atau sebuah perasaan. Seperti yang sudah sering dikatakan, ‘’Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak akan bisa ditanggung oleh hamba-Nya’’. Sesungguhnya Tuhan sangat mengetahui kemampuan hamba-hamba-Nya dan tidak akan membebankan penderitaan yang tidak akan bisa ditanggung. Maka setiap Individu harus yakin bahwa sebesar apapun penderitaan yang dialami, pastilah dapat dihadapi dan ada jalan keluarnya. Yang perlu dilakukan hanya berpikiran dan bersikap positif, terus berusaha dan berdoa, serta berserah diri kepada Tuhan.

2.       Pengertian Siksaan, Phobia dan Ketakutan
Siksaan
                Siksaan merupakan suatu bentuk penderitaan yang diterima oleh seseorang. Penderitaan itu sendiri berupa penganiayaan. Saat seseorang menerima penganiayaan, ia akan mendapat siksaan dan merasa tersiksa, dan tentu saja orang tersebut tidak dapat merasa nyaman. Dengan siksaan yang didapat oleh seseorang jusru akan membuat orang tersebut mendapat luka fisik maupun luka batin atau yang lebih sering disebut dengan ‘sakit hati’. Bahkan bukan hanya sakit ati yang didapat,  akan etapi juga tidak sedikit dendam yang timbul dari orang yang menerima siksaan terhadap orang-orang yang menganiaya mereka.

Phobia
                Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seseorang pengidap phobia sangat tidak masuk akal dan sulit dimengerti. Dan hal itu yang sering menjadi alasan banyaknya penderita phobia yang menerima celaan dari orang-orang di lingkungan sekitarnya.
                Dalam keadaan normal, seseorang memiliki kemampuan untuk mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terus menerus terpapar dengan subjek Phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya Fiksasi, yaitu suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci yang disebabkan karena orang tersebut tidak bisa mengendalikan rasa takutnya.
                Phobia biasanya disebabkan karena suatu trauma mendalam terhadap suatu kejadian yang berhubungan dengan situasi ekstrim, tempat atau terhadap suatu objek tertentu yang dialami oleh penderitanya.
                Terdapat dua jenis Phobia, yaitu Phobia Sosial dan Phobia Spesifik.
a.       Phobia Sosial
Dikenal sebagai Anxietas Sosial. Fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan public. Hal ini merupakan manifestasi dari rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi soasial. Hal ini mendorong seseorang untuk menghindari situasi sosial dan ini tidak disebabkan karena masalah fisik atau mental.
b.      Phobia Spesifik
Phobia ini ditandai dengan ketakutan yang tidak rasional akan suatu objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan mendik yang paling sering ditemukan, namun demikian sebagian kasus termasuk cukup ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan.
                Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan phobia akan mengalami perasaan takut, panic, berkeringan, sulit bernafas, jantung berdebar dan secara otomatis akan berusaha menghindar. Kebanyakan penderita phobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk menahan perasaan kekhawatirannya daripada mengungkapkannya.
Ketakutan
                Adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respon terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa saki atau ancaman bahaya.
Ketakutan selalu terkait dengan peristiwa masa datang, seperti memburuknya suatu kondisi atau munculnya suatu keadaan yang tidak dapat diterima.
Rasa takut juga dapat diartikan sebagai kegelisahan fisik dan perasaan yang dirasakan tentang suatu hal yang sudah diketahui atau yang tidak diketahui. Rasa takut dapat menyebabkan peningkatan sifat-sifat negatif pada objek yang ditakuti, serta meningkatkan rasa was-was atau khawatir.

3.       Pengertian Kekalutan Mental, Gejala, Sebab dan Prosesnya
Kekalutan Mental
                Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang seang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dengan mental yang jatuh tak jarang membuat orang tersebut mengalami kegilaan atau hilangnya kewarasan. Karena itulah dukungan moril dari orang-orang terdekatnya sangat diperlukan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.

Gejala-gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
-          Timbulnya gejala sakit kepala atau pusing yang disertai sesak nafas, demam dan nyeri pada lambung.
-          Selalu merasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah.
-          Selalu iri hati dan curiga. Ada kalanya orang tersebut dihinggapi khayalan seperti dikejar-kejar sehingga menjadi lebih agresif. Ia juga akan berusaha melakukan pengerusakan atau melakukan destruksi diri bahkan bisa melakukan bunuh diri.
-          Putusnya komunikasi sosial dan terjadi disorientasi sosial.
-          Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri.
-          Terjadinya konflik sosial-budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
                Kekalutan mental yang dialami seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor internal atau dari dalam diri orang itu maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Keduanya mengacu pada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau masalahnya.
                Kekalutan mental dapat disebabkan karena kerpribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi juga merupakan salah satu sebab timbulnya kekalutan mental. Misalnya, orang-orang dari pedesaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya
Selain itu penyebab lainnya juga karena adanya cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses Terjadinya Kekalutan Mental
                Proses kekalutan mental yang dialami seseorang dapat mendorongnya ke arah positif maupun negatif.
Positif: trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap bertahan dalam hidup dengan melakukan pendekatan kepada Tuhan untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapi atau bisa juga mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat setelah mengalami kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif: trauma yang dihadapi dituruti sehingga yang bersangkutan akan mengalami tekanan batin dan rasa frustasi akibat tidak tercapainya apa yang diingankan. Bentuk frustasi antara lain:
-          agresi, berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali. Hal ini bisa menyebabkan gangguan fisik terutama pada jantung dan peredaran darah juga dapat menyebabkan yang bersangkutan melakukan tindakan diluar kendali yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
-          Regresi, adalah kembali  pada pola reaksi yang primitive atau kekanak-kanakan, misalnya dengan menjert, menangis sampai meraung-raung dan bahkan memecahkan barang.
-          Fiksasi, adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama, misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membenturkan kepala pada benda yang keras.
-          Proyeksi, merupakan usah melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap negative diri sendiri kepada orang lain.
-          Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya.
-          Narsisme, adalah self loving yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebi superior daripada yang lain.
-          Autism,adalah gejala menutup diri secara total dari dunia, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain dan merasa puas dengan fantasinya sendiri yang menjurus ke sifat yang sinting.



4.       Hubungan Antara Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung pada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah semaksimal mungkin atau jutsru berlarut-larut dalam kesedihan. Manusia adaah makhluk berbudaya, dimana dengan budaya itu ia berusaha menatasi penderitaan yang dialaminya. Hal ini bisa membuat manusia menjadi kreatif dan membawa dampak baik bagi dirinya sendiri atau orang lain.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia. Artinya, sudah menjadi konsekuensi manusia dalam menjalani hidup, bahwa manusia hidu ditakdirkan bukan hanya bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Karena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari Tuhan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia tersebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dar segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tapi Tuhan-lah yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber penderitaan tersebut.
               

5.       Pengaruh yang Akan Terjadi bila Mengalami Penderitaan
Seseorang yang mengalami penderitaan biasanya akan menimbulkan sikap kurang wajar atau negatif, karena pada saat seseorang terkena suatu musibah mereka menganggap bahwa ini adalah suatu hal yang tidak mereka kehendaki atau inginkan. Sikap yang timbul biasanya berupa keputusasaan, kecewa, marah, kesal, menyesal dan lain-lain. Selain itu, seseorang juga dapat menjadi pribadi yang kurang baik dilingkungannya karena pengaruh-pengaruh terhadap dirinya yang kurang baik.
Depresi juga merupakan salah satu pengaruh dari penderitaan, karena begitu banyak tekanan yang menuju kepada seseorang saat terkena musibah.
Namun, tidak hanya pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan tapi juga terdapat pengaruh baik. Diantaranya adalah apabila orang yang mendapat penderitaan malah bersyukur karena itu mungkin peringatn atau eguran dari Tuhan terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang introspeksi diri.

Tulisan III IBD
CONTOH BENTUK SIKSAAN, KEKALUTAN MENTAL DAN PENDERITAAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
                Contoh Bentuk Siksaan:
-          Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh seorang istri merupakan salah satu bentuk siksaan. Sang istri mengalami penganiayaan fisik dari suaminya dan bukan hanya itu, tapi ia juga bisa menerima penganiayaan secara nonfisik yang menyebabkan penderitaan lahir batin.
                Contoh Bentuk Kekalutan Mental:
-          Apabila seseorng menginginkan sesuatu namun kemampuan yang ia miliki tidak memungkinkan untuk mendapatkan hal tersebut maka cara apapun akan dilakukan sekalipun dengan cara yang tidak baik. Keinginan yang menggebu-gebu ini akan menimbulkan kekalutan mental.
Contoh Bentuk Penderitaan:
-          Nasib buruk. Penderitaan ini timbul dikarenakan perbuatan buruk manusia yan dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasih buruk dengan takdir adalah jika takdir ditentukan oleh Tuhan sementara nasib buruk disebabkan karena ulah manusia itu sendiri.
-          Kemiskinan. Banyak orang yang menderita karena miskin dan merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan orang tersebut menderita karena tidak memiliki sesuatu yang ia inginka. Ini dikarenakan kurangnya rasa syukur atas apa yang telah diberikan Tuhan.