Minggu, 18 Januari 2015

IBD III

Tugas III IBD
MANUSIA DAN PENDERITAAN
1.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dhra yang arinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir, penderitaan batin, atau dapat juga merupakan gabungan dari keduanya.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Yang berarti dalam perjalanan hidup manusia di dunia pastilah pernah mengalami penderitaan. Baik yang berlangsung cepat atau lama. Intensitas penderitaan yang dialami oleh seseorang juga berbeda-beda tergantung situasi, kondisi, serta sikap dari orang tersebut. Ada penderitaan yang berat dan ada juga yang ringan. Peranan Individu sangat menentukan berat atau tidaknya intensitas penderitaan tersebut. Suatu peristiwa yang dianggap merupakan sebuah penderitaan bagi seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, karena hal itu sudah menjadi ‘’resiko’’ hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, namun di lain sisi juga memberikan penderitaan dan kesedihan yang didalamnya terdapat makna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya dan sebagai alat untuk menyadarkan diri bahwa tidak semua jalan yang dilalui manusia adalah jalan yang lurus dan mudah dilalui, tapi juga jalan yang penuh dengan lika-liku. Disamping itu, dengan adanya penderitaan, akan membuat manusia semakin bersyukur dengan apa yang dikaruniakan Tuhan kepadanya dan akan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Penderitaan juga membawa sisi positif yang dapat menjadi energy serta motivasi bagi seseorang untuk bangkit memulai langkah baru dan mencapai suatu keadaan yang lebih baik.
Kadang, datangnya suatu penderitaan terhadap diri seorang manusia sudah diawali dengan pertanda yang disampaikan Tuhan melalui berbagai cara. Baik itu melalui mimpi atau sebuah perasaan. Seperti yang sudah sering dikatakan, ‘’Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak akan bisa ditanggung oleh hamba-Nya’’. Sesungguhnya Tuhan sangat mengetahui kemampuan hamba-hamba-Nya dan tidak akan membebankan penderitaan yang tidak akan bisa ditanggung. Maka setiap Individu harus yakin bahwa sebesar apapun penderitaan yang dialami, pastilah dapat dihadapi dan ada jalan keluarnya. Yang perlu dilakukan hanya berpikiran dan bersikap positif, terus berusaha dan berdoa, serta berserah diri kepada Tuhan.

2.       Pengertian Siksaan, Phobia dan Ketakutan
Siksaan
                Siksaan merupakan suatu bentuk penderitaan yang diterima oleh seseorang. Penderitaan itu sendiri berupa penganiayaan. Saat seseorang menerima penganiayaan, ia akan mendapat siksaan dan merasa tersiksa, dan tentu saja orang tersebut tidak dapat merasa nyaman. Dengan siksaan yang didapat oleh seseorang jusru akan membuat orang tersebut mendapat luka fisik maupun luka batin atau yang lebih sering disebut dengan ‘sakit hati’. Bahkan bukan hanya sakit ati yang didapat,  akan etapi juga tidak sedikit dendam yang timbul dari orang yang menerima siksaan terhadap orang-orang yang menganiaya mereka.

Phobia
                Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seseorang pengidap phobia sangat tidak masuk akal dan sulit dimengerti. Dan hal itu yang sering menjadi alasan banyaknya penderita phobia yang menerima celaan dari orang-orang di lingkungan sekitarnya.
                Dalam keadaan normal, seseorang memiliki kemampuan untuk mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terus menerus terpapar dengan subjek Phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya Fiksasi, yaitu suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci yang disebabkan karena orang tersebut tidak bisa mengendalikan rasa takutnya.
                Phobia biasanya disebabkan karena suatu trauma mendalam terhadap suatu kejadian yang berhubungan dengan situasi ekstrim, tempat atau terhadap suatu objek tertentu yang dialami oleh penderitanya.
                Terdapat dua jenis Phobia, yaitu Phobia Sosial dan Phobia Spesifik.
a.       Phobia Sosial
Dikenal sebagai Anxietas Sosial. Fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan public. Hal ini merupakan manifestasi dari rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi soasial. Hal ini mendorong seseorang untuk menghindari situasi sosial dan ini tidak disebabkan karena masalah fisik atau mental.
b.      Phobia Spesifik
Phobia ini ditandai dengan ketakutan yang tidak rasional akan suatu objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan mendik yang paling sering ditemukan, namun demikian sebagian kasus termasuk cukup ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan.
                Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan phobia akan mengalami perasaan takut, panic, berkeringan, sulit bernafas, jantung berdebar dan secara otomatis akan berusaha menghindar. Kebanyakan penderita phobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk menahan perasaan kekhawatirannya daripada mengungkapkannya.
Ketakutan
                Adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respon terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa saki atau ancaman bahaya.
Ketakutan selalu terkait dengan peristiwa masa datang, seperti memburuknya suatu kondisi atau munculnya suatu keadaan yang tidak dapat diterima.
Rasa takut juga dapat diartikan sebagai kegelisahan fisik dan perasaan yang dirasakan tentang suatu hal yang sudah diketahui atau yang tidak diketahui. Rasa takut dapat menyebabkan peningkatan sifat-sifat negatif pada objek yang ditakuti, serta meningkatkan rasa was-was atau khawatir.

3.       Pengertian Kekalutan Mental, Gejala, Sebab dan Prosesnya
Kekalutan Mental
                Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang seang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dengan mental yang jatuh tak jarang membuat orang tersebut mengalami kegilaan atau hilangnya kewarasan. Karena itulah dukungan moril dari orang-orang terdekatnya sangat diperlukan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.

Gejala-gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
-          Timbulnya gejala sakit kepala atau pusing yang disertai sesak nafas, demam dan nyeri pada lambung.
-          Selalu merasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu dan mudah marah.
-          Selalu iri hati dan curiga. Ada kalanya orang tersebut dihinggapi khayalan seperti dikejar-kejar sehingga menjadi lebih agresif. Ia juga akan berusaha melakukan pengerusakan atau melakukan destruksi diri bahkan bisa melakukan bunuh diri.
-          Putusnya komunikasi sosial dan terjadi disorientasi sosial.
-          Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri.
-          Terjadinya konflik sosial-budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
                Kekalutan mental yang dialami seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor internal atau dari dalam diri orang itu maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Keduanya mengacu pada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau masalahnya.
                Kekalutan mental dapat disebabkan karena kerpribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi juga merupakan salah satu sebab timbulnya kekalutan mental. Misalnya, orang-orang dari pedesaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya
Selain itu penyebab lainnya juga karena adanya cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses Terjadinya Kekalutan Mental
                Proses kekalutan mental yang dialami seseorang dapat mendorongnya ke arah positif maupun negatif.
Positif: trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap bertahan dalam hidup dengan melakukan pendekatan kepada Tuhan untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapi atau bisa juga mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat setelah mengalami kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif: trauma yang dihadapi dituruti sehingga yang bersangkutan akan mengalami tekanan batin dan rasa frustasi akibat tidak tercapainya apa yang diingankan. Bentuk frustasi antara lain:
-          agresi, berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali. Hal ini bisa menyebabkan gangguan fisik terutama pada jantung dan peredaran darah juga dapat menyebabkan yang bersangkutan melakukan tindakan diluar kendali yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
-          Regresi, adalah kembali  pada pola reaksi yang primitive atau kekanak-kanakan, misalnya dengan menjert, menangis sampai meraung-raung dan bahkan memecahkan barang.
-          Fiksasi, adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama, misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membenturkan kepala pada benda yang keras.
-          Proyeksi, merupakan usah melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap negative diri sendiri kepada orang lain.
-          Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya.
-          Narsisme, adalah self loving yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebi superior daripada yang lain.
-          Autism,adalah gejala menutup diri secara total dari dunia, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain dan merasa puas dengan fantasinya sendiri yang menjurus ke sifat yang sinting.



4.       Hubungan Antara Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung pada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah semaksimal mungkin atau jutsru berlarut-larut dalam kesedihan. Manusia adaah makhluk berbudaya, dimana dengan budaya itu ia berusaha menatasi penderitaan yang dialaminya. Hal ini bisa membuat manusia menjadi kreatif dan membawa dampak baik bagi dirinya sendiri atau orang lain.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia. Artinya, sudah menjadi konsekuensi manusia dalam menjalani hidup, bahwa manusia hidu ditakdirkan bukan hanya bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Karena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari Tuhan.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia tersebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dar segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tapi Tuhan-lah yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber penderitaan tersebut.
               

5.       Pengaruh yang Akan Terjadi bila Mengalami Penderitaan
Seseorang yang mengalami penderitaan biasanya akan menimbulkan sikap kurang wajar atau negatif, karena pada saat seseorang terkena suatu musibah mereka menganggap bahwa ini adalah suatu hal yang tidak mereka kehendaki atau inginkan. Sikap yang timbul biasanya berupa keputusasaan, kecewa, marah, kesal, menyesal dan lain-lain. Selain itu, seseorang juga dapat menjadi pribadi yang kurang baik dilingkungannya karena pengaruh-pengaruh terhadap dirinya yang kurang baik.
Depresi juga merupakan salah satu pengaruh dari penderitaan, karena begitu banyak tekanan yang menuju kepada seseorang saat terkena musibah.
Namun, tidak hanya pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan tapi juga terdapat pengaruh baik. Diantaranya adalah apabila orang yang mendapat penderitaan malah bersyukur karena itu mungkin peringatn atau eguran dari Tuhan terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang introspeksi diri.

Tulisan III IBD
CONTOH BENTUK SIKSAAN, KEKALUTAN MENTAL DAN PENDERITAAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
                Contoh Bentuk Siksaan:
-          Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh seorang istri merupakan salah satu bentuk siksaan. Sang istri mengalami penganiayaan fisik dari suaminya dan bukan hanya itu, tapi ia juga bisa menerima penganiayaan secara nonfisik yang menyebabkan penderitaan lahir batin.
                Contoh Bentuk Kekalutan Mental:
-          Apabila seseorng menginginkan sesuatu namun kemampuan yang ia miliki tidak memungkinkan untuk mendapatkan hal tersebut maka cara apapun akan dilakukan sekalipun dengan cara yang tidak baik. Keinginan yang menggebu-gebu ini akan menimbulkan kekalutan mental.
Contoh Bentuk Penderitaan:
-          Nasib buruk. Penderitaan ini timbul dikarenakan perbuatan buruk manusia yan dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasih buruk dengan takdir adalah jika takdir ditentukan oleh Tuhan sementara nasib buruk disebabkan karena ulah manusia itu sendiri.
-          Kemiskinan. Banyak orang yang menderita karena miskin dan merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan orang tersebut menderita karena tidak memiliki sesuatu yang ia inginka. Ini dikarenakan kurangnya rasa syukur atas apa yang telah diberikan Tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar