Judul : Stress, Depression, and Occupational Injury among Migrant Farmworkers in Nebraska.
Oleh                 : Athena K. Ramos, Gustavo Carlo, Kathleen Grant,
Natalia Trinidad and Antonia Correa.
LATAR BELAKANG
Pada latar belakang, peneliti memaparkan keadaan
industri pertanian di Amerika Serikat yang merupakan salah satu industri yang
paling berbahaya, dimana para pekerjanya beresiko mengalami penyakit dan cedera
kerja, dan banyak yang secara konsisten terkena berbagai macam bahaya kerja.
berdasarkan informasi yang diperoleh dari Centers for Deseases and Prevention
(Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), setiap hari sekitar 167 pekerja
pertanian mengalami kehilangan jam kerja akibat cedera yang dialaminya.
Peniliti melihat bahwa para buruh tani mungkin menganggap hal tersebut adalah
hal normal bagi mereka namun ada bukti terbaru yang menunjukkan bahwa cedera
dan kesehatan mental pekerja saling terkait. Stress dan depresi berkaitan
dengan kecelakaan kerja baik bagi petani maupun buruh tani (pekerja pertanian).
MIGRANT FARMWORKERS
Pada bagian ini, peneliti memaparkan definisi migrant farmworkers (pekerja pertanian
migran) yang merupakan sekelompok individu yang bekerja di bidang pertanian
secara musiman dan membangun rumah sementara karena sifat pekerjaan mereka yang
gesit atau cepat. Mayoritas migrant
farmworkers ini adalah imigran Latino dari Meksiko. Walapun kontribusi
mereka cukup besar namun mereka masih rentan secara ekonomi, sosial dan hukum.
Selain itu peneliti melihat bahwa para pekerja ini mungkin tidak memiliki akses
yang tepat terhadap informasi, pelatihan dan penegakan peraturan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja. Melihat banyakya faktor yang dapat menyebabkan
stres di kalangan migrant farmworkesrs,
dimana stres ini juga dikaitkan dengan peningkatan gejala depresi yang dapat
meningkatkan peluang kecelakaan kerja, maka pemahaman terhadap faktor yang
mendasari terjadinya stres, depresi maupun cedera menjadi sangat penting untuk
mensukeskan upaya pencegahan dan intervensi faktor-faktor tersebut.
FARMWORKERS DI NEBRASKA
Bagian ini berisikan mengenai farmworkers di Nebraska, yang berjumlah 50.000 orang dengan usia
rata-rata 36 tahun dimana 27% diantaranya hidup dalam kemiskinan dan 31%
diantaranya memiliki riwayat pendidikan tidak lebih dari pendidikan sekolah
tinggi. Berdasarkan Census of Agriculture tahun 2012, jumlah migrant farmworkers di Nebraska
berjumlah 788 orang namun jumlah ini mungkin jauh dibawah jumlah sebenarnya.
Walaupun dari hasil penelitian sebelumnya ditemukan bahwa kesehatan mental yang
buruk berada pada tingkat yang tinggi, termasuk didalamnya depresi yang dialami
migrant farmworkers di Midwest, namun
bukti tambahan yang menunjukkan antara stress, depresi dan cedera kerja
tersebut masih kurang.
TUJUAN
Dilakukannya penelitian ini bertjuan untuk
mengetahui hubungan antara stress, depresi dan kecelakaan kerja di kalangan migrant farmworkers Lationo di Nebraska
yang berpartisipasi dalam Studi Kesehatan Buruh Tani Migran di Nebraska pada
tahun 2013. Peneliti berhipotesis bahwa kecelakaan kerja secara signifikan akan
meningkatkan peluang bagi para farmworkers
menjadi stress dan depresi.
METODE
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah
dengan melakukan studi populasi, dengan bermitra dengan nebraska Migrant
Education program untuk memberi informasi melalui pertemuan masyarakat bagi
para migrant farmworkers yang
kemudian dilakukan perekrutan peserta untuk penelitian ini. Peserta penelitian
harus berusia minimal 19 tahun, keturunan latin, dan saat ini bekerja sebagai migrat farmworkers di Nebraska. Dari 200
peserta dengan rata-rata usia 33,5 tahun yang diwawancara 93% laki-laki yang
92,9% diantaranya adalah meksiko atau keturunan meksiko, 59,1% memiliki ijazah
dibawah ijazah sekolah tinggi atau setara dan 75,8% adalah imigran. Selanjutnya
untuk mengeksplorasi isu-isu kesehatan diantara migrant farmworkers dilakukan pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan (melakukan wawancara) kepada para peserta. Peneliti kemudian
melakukan pengukuran terhadap stress, deprsi serta cedera kerja. Kovariat
(variabel penguat) yang digunakan pada penelitian ini berupa penggunaan obat
dan variabel demografi. Setelah peneliti memperoleh data maka langkah
selanjutnya adalah pendekatan analitik untuk menganalisa data yang telah
diperoleh. Analisa dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 23.0.
HASIL
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh
hasil dimana hampir sepertiga dari peserta memiliki tingkat stres yang tinggi
(skor 80). Symptomatologi depresif merata, dimana 45,8% peserta memperoleh skor
diatas 16 pada CES-D (depression scale).
Peneliti juga memperoleh hasil bahwa seperlima (18,6%) peserta pernah mengalami
kecelakaan kerja dan 34,7% diantaranya kehilangan waktu kerja. bagian tubuh
yang paling sering mengalami cidera adalah punggung (38,5%), kaki (33,3%),
tangan (17,8%), kepala (17,8%) dan bagian kaki, lutut atau panggul (13,3%).
Kemudian, diperoleh hasil bahwa stress berkorelasi
positif dengan depresi dan usia namun berkorelasi negatif dengan pendidikan dan
berada pada resiko terhadap masalah minum. Depresi berkaitan dengan stress.
kemudian diperoleh juga bahwa kecelakaan kerja berkorelasi positif dengan
stres, depresi, serta usia.
Pada model 1, depresi dan pendidikan merupakan
faktor yang signifikan untuk stress sedangkan pada model 2 depresi, stres,
kecelakaan kerja dan pendidikan merupakan faktor yang signifikan untuk depresi.
DISKUSI
Dari hasil analisis bivariat, kecelakaan kerja positif
terkait dengan stres dan depresi, namun kecelakaan kerja bukan merupakan faktor
signifikan penyebab terjadinya stres. Temuan tersebut konsisten dengan studi
the Mexican Immigration to California: Agricultural Safety and Acculturation
yang menemukan hubungan yang signifikan antara depresi dan cedera. Hasil
penelitian ini (bersama-sama dengan penelitian the Mexican Immigration di
California), menunjukkan bahwa mengurangi kecelakaan kerja dapat mengurangi
gejala depresi di kalangan migrant
farmworkers Latino. Kemudian melihat hasil tingkat stres yang cukup tinggi,
maka penting untuk dilakukan pelatihan berkaitan dengan pekerjaan dan harus
tersedianya peralatan keselamatan yang sesuai. Selain itu akses kesehatan
profesional untuk pekerja juga perlu dibenahi agar pekerja mendapat pelayanan
kesehatan yang sesuai. Kedepannya, dapat juga diterapkan edukasi kesehatan dan
keselamatan yang dapat membantu pekerja dalam mengidentifikasi cedera yang
berhubungan dengan pekerjaan serta menghubungkan mereka dengan sumber daya yang
tepat.
KETERBATASAN
Keterbatasan penelitian ini merupakan studi
epidemiologi yang dilakukan di alam sehingga penyebab tidak dapat ditentukan.
Cedera bisa menyebabkan depresi dan sebaliknya. Selain itu keterbatasan lain
berhubungan dengan data yang mungkin bias dan mungkin belum mewakili semua migrant farmworkers di Nebraska.
Mengingat lokasi fisik dari pengumpulan data, tidak selalu mungkin untuk
menjamin kerahaisaan dan mungkin berdampak pada tanggapan yang diberikan oleh
peserta. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar data dapat diperoleh
dari berbagai sumber mengingat data bisa saja bias dan masih ada masalah dengan
pelaporan cedera karena beberapa alasan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa kecelakaan kerja dapat mempengaruhi kesehatan
fisik dan kesehatan mental, termasuk stres dan depresi dan diperoleh hubungan
antara stres, depresi, dan cedera yang berhubungan dengan pekerjaan. 
Link
to the presentation :
