Rabu, 04 Januari 2017

Review Jurnal Berhubungan dengan Secondary Data

Judul Jurnal : Patient characteristics and clinical management of patients with shoulder pain in U.S. primary care settings: Secondary data analysis of the National Ambulatory Medical Care Survey by
James L Wofford, Richard J Mansfield and Raquel S Watkins.



Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai karakteristik pasien penderita shoulder pain dan penanganan kesehatan dalam mengatasi atau mengobati pasien tersebut (memberikan medical service pada pasien tersebut) pada primary care di US. Pasalnya, kasus shoulder pain (nyeri bahu) umum ditemukan pada pengaturan pelayanan rawat jalan dimana tingkat terjadinya nyeri bahu ini mencapai angka 50% dari jumlah populasi umum, namun hanya 50% dari penderita yang berkonsultasi ke dokter dikarenakan biaya medis untuk shoulder pain ini cukup tinggi. Melihat kondisi teneliti menyadari bahwa perlunya peningkatan kualitas perawatan dan pemahaman terhadap biaya yang dikeluarkan tersebut sangat penting. Dibantu oleh The National Ambulatory Medical Care Survey yang menawarkan media pembelajaran mengenai bagaimana dokter-dokter perawatan primer di US mengelola kondisi klinis umum dalam skala besar, peneliti mencoba untuk mempelajari apa saja karakteristik yang ditunjukkan dan manajemen klinis dari pasien yang nantinya akan diajukan kepada dokter sebagai bahan evaluasi. Selain itu, data sekunder yang berhasil diperoleh oleh peneliti ini juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau pengujian kualitas dari pelayanan kasus/gangguan muskuloskeletal (sistem kompleks yang melibatkan atau berkaitan dengan otot-otot dan kerangka tubuh).

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang berasal dari The National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS) pada rentang tahun 1993 hingga 2000 yang dilakukan oleh The National Center for Health Statistics), dimana survey tersebut menggunakan desain sampel probabilitas bertingkat. Data yang diperoleh dari survey tersebut nantinya berguna untuk mengetahui tingkat penanganan kesehatan (pengobatan) terhadap shoulder pain atau nyeri bahu. Sampel pasien dipilih secara acak yang distratifikasi (diurutkan) berdasarkan area geografis dan pekerjaan/keahlian khusus pasien. Kunjungan pasien selama berminggu-minggu tersebut kemudian akan disampel secara sistematis. Dokter yang menangani pasien tersebut kemudian mengisi formulir kunjungan pasien yang secara garis besar berisi detail pasien, dokter dan informasi klinis yang bersangkutan. Dengan menggunakan skema kategorisasi NAMCS untuk alasan kunjungan, dilakukan ekstraksi semua kunjungan dimana nyeri bahu menjadi alasan kunjungan yang dilakukan oleh pasien. Kunjungan pasien tersebut kemudian dijadikan sampel untuk memperhitungkan bias regional dan pengambilan sampel khusus serta sampel yang tidak direspon. Selain itu, bobot sampling juga digunakan untuk melakukan estimasi nasional berdasarkan sampel yang telah tersedia. Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah nyeri bahu diakibatkan karena adanya cedera, apakah cedera tersebut terjadi berkaitan dengan pekerjaan dan bagaimana cedera dapat berbeda sesuai dengan karakteristik demografisnya masing-masing.

Hasil dan Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan, penelitian memperoleh hasil bahwa untuk pasien dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih, nyeri bahu menjadi alasan kunjungan selama tahun 1993 hingga tahun 200. Gangguan yang sering dikeluhkan diantaranya adalah rotator sindrom manset bahu, nyeri bahu, osteoarthitis, dan tendinitis.
Usia rata-rata pasien di kunjungan ini adalah 53,3 ± 17,8 tahun, dan 54,3% (376/692) dari kunjungan adalah pasien wanita. Pasien berkulit putih lebih sedikit dibandingkan pasien berkulit hitam (84,6% (586/692) dibandingkan 12,1% (84/692). Proporsi pasien nyeri bahu karena cedera adalah 33,2% (230/692). Laki-laki dan orang dewasa muda lebih cenderung memiliki cedera yang berhubungan dengan nyeri bahu (laki-laki 36,7% dibandingkan perempuan 30,3%, p = 0,01; usia> 52 19,3% dibandingkan usia <52 46,9%, p <0,0001), tetapi tidak ada perbedaan ras dalam hubungan cedera (kulit putih 33,8% dibandingkan kulit hitam 28,6%, p = 0,50). untuk tahun survei 1995-2000. Proporsi kunjungan kantor untuk nyeri bahu dari cedera yang berhubungan dengan pekerjaan adalah 7,6% (43/566) dari semua kunjungan dan 21,3% (43/202) dari yang berhubungan dengan cedera.
Selama tahun 1995-2000, ketika pertanyaan spesifik diajukan mengenai kinerja atau x-ray, 164/566 (29,0%), temuan yang tidak berbeda berdasarkan jenis kelamin (29,0% untuk laki-laki dibandingkan 29,0% untuk perempuan, p = 0,46), oleh ras (29,8% untuk kulit putih dibandingkan 24,3% untuk kulit hitam, p = 0,65), atau berdasarkan status usia (lansia 27,8% dibandingkan orang dewasa muda 30,0%, p = 0,43). Apakah x-ray dilakukan tidak dikaitkan dengan riwayat cedera 27,2% dibandingkan 30,0%). Pencitraan canggih (CT scan, MRI, atau USG) dilakukan pada 6,5% (37/566) dari kunjungan.
Fisioterapi disarankan dalam 23,9% (135/566) dari seluruh kasus kunjungan. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemesanan fisioterapi berdasarkan jenis kelamin pasien (perempuan 27,0% dibandingkan laki-laki 20,1%, p = 0,052) atau dengan ras pasien (putih 25,1% dibandingkan Afrika-Amerika 17,1%, p = 0,070), tetapi orang dewasa lebih cenderung disarankan untuk melakukan fisioterapi (orang dewasa muda 18,7% dibandingkan orang dewasa yang lebih tua 28,7%, p = 0,005). Pasien dengan riwayat cedera terkait lebih cenderung disarankan melakukan fisioterapi (cedera 36,1% dibandingkan tidak ada cedera 17,0%, p = <0,001). 




link to journal:
https://pdfs.semanticscholar.org/4619/1eb059e69ccb616474dd2a49e49f5ea5edb2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar